Penelitian oleh Institut Kanker Dana-Farber menunjukkan bahwa vaksin kanker yang dipersonalisasi berhasil menginduksi respons imun pada semua sembilan pasien dengan kanker ginjal stadium III dan IV. Hasil studi ini menunjukkan tidak ada kekambuhan kanker setelah median 34,7 bulan pasca perawatan imun. Vaksin menggunakan pendekatan neoantigen untuk meningkatkan kemampuan tubuh mengenali sel tumor.
Institut Kanker Dana-Farber melaporkan hasil positif dari uji klinis vaksin kanker yang disesuaikan untuk pasien dengan kanker ginjal sel epiteloid stadium III dan IV. Dalam uji coba tersebut, semua sembilan peserta menunjukkan respons imun anti-kanker yang efektif setelah vaksin diberikan setelah operasi pengangkatan tumor. Hingga saat data diambil (median 34,7 bulan), semua pasien tetap bebas dari kanker. Penelitian ini dipublikasi dalam jurnal Nature.
Dr. Toni Choueiri, salah satu penulis utama, menyatakan, “Kami sangat senang dengan hasil ini, yang menunjukkan respons positif pada semua sembilan pasien kanker ginjal.” Vaksin yang digunakan dikembangkan dengan kolaborasi antara tim NeoVax dan mitra di Institute Broad, MIT, dan Harvard. Data menunjukkan bahwa vaksin dapat menyasar fitur molekuler unik dari tumor.
Stanard terapi pasca-operasi untuk kanker ginjal stadium lanjut adalah imunsupresi menggunakan obat seperti pembrolizumab. Meskipun dapat mengurangi risiko kekambuhan, sekitar dua per tiga pasien masih mengalami kekambuhan dan memiliki sedikit opsi perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan solusi lebih baik bagi pasien tersebut.
Vaksin dirancang berdasarkan neoantigen yang spesifik untuk tumor setiap pasien, menggunakan informasi dari jaringan tumor yang diangkat. Neoantigen adalah fragmen kecil dari protein mutan yang hanya ada di sel tumor. Dengan menggunakan algoritma prediktif, tim menentukan neoantigen mana yang akan digunakan untuk memicu respons imun yang kuat.
Tim menemukan bahwa vaksin dapat memicu respons imun dalam tiga minggu dan meningkatkan jumlah sel T spesifik vaksin hingga 166 kali lipat yang bertahan hingga tiga tahun. Meski beberapa pasien mengalami reaksi lokal di lokasi suntikan vaksin, efek samping yang lebih serius tidak dilaporkan. Dr. Patrick Ott menekankan potensi vaksin ini dalam meningkatkan imunitas terhadap tumor.
Kelanjutan penelitian diperlukan untuk memahami sepenuhnya efikasi klinis vaksin ini, dengan percobaan multicenter yang sedang berlangsung untuk mengeksplorasi potensi vaksin dalam kombinasi dengan pembrolizumab. Penelitian ini didanai oleh berbagai lembaga, termasuk Foundation untuk Penelitian Kanker dan NIH, dan bertujuan untuk memberikan solusi baru bagi pasien kanker ginjal.
Kanker ginjal sel epiteloid, khususnya tipe jelas, umumnya diobati dengan pembedahan pengangkatan tumor. Setelah operasi, terapi imun biasanya dilakukan menggunakan obat-obatan seperti pembrolizumab untuk mencegah kekambuhan. Namun, tingkat kekambuhan masih tinggi, mendorong penyelidikan lebih lanjut untuk meningkatkan perawatan. Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan vaksin pribadi yang dirancang untuk mengatasi tumor secara spesifik berdasarkan fitur genetiknya, menggunakan pemahaman terkini tentang neoantigen untuk mengoptimalisasi respons imun.
Vaksin kanker yang dipersonalisasi menunjukkan hasil menjanjikan untuk pasien kanker ginjal sel epiteloid stadium III dan IV, dengan respons imun yang berhasil dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan. Penelitian ini membuka jalan bagi metode pengobatan baru yang berpotensi mengurangi tingkat kekambuhan. Uji coba lebih lanjut dengan jumlah peserta yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas vaksin ini dan memperluas aplikasinya dalam terapi kanker.
Sumber Asli: www.eurekalert.org