Mengungkap Gen Gelap: Menargetkan Editor Basa yang Diaktifkan oleh Stres untuk Menghentikan Perkembangan Kanker

Catriona Jamieson membahas peran enzim stres dalam kanker, khususnya editor basa seperti ADAR1p150 dan APOBEC. Di luar pengeditan gen, enzim ini bisa menyebabkan mutasi karsinogenik dalam sel-sel kanker. Timnya mengeksplorasi potensi rebecsinib, penghambat ADAR1, dalam mencegah perkembangan kanker, termasuk dalam penelitian luar angkasa yang menyediakan wawasan baru untuk terapi kanker.

Catriona Jamieson, MD, PhD, menjelaskan peran editor basa yang diaktifkan oleh stres seperti ADAR1p150 dan enzim APOBEC dalam perkembangan kanker. Meskipun kemajuan ilmiah di bidang onkologi memberikan harapan, terdapat sisi gelap dalam inovasi yang berkaitan dengan pengeditan gen berbasis dan proses intrinsik dalam genom yang mendorong perkembangan kanker.

“Kita tahu bahwa kita dapat mengedit sel T untuk memungkinkan mereka bertahan dan menyembuhkan pasien dengan kanker yang sulit diobati seperti leukemia limfoblastik T. Namun, ada sisi buruk dari pengeditan basa yaitu editor basa endogen kita yang diaktifkan dalam kondisi stres,” ujar Jamieson.

Jamieson menekankan bahwa terdapat enzim pengedit yang spesifik untuk primata yang teraktivasi akibat stres dan infeksi virus, termasuk enzim APOBEC yang diperoleh dari 55% genom kita. Enzim ini dapat menyebabkan mutagenesis C ke T yang mengarah pada perkembangan kanker.

“Dalam konteks kesehatan manusia, efektivitas terapi pada kanker sangat tergantung pada proses yang dipicu oleh stres,” tambahnya. Dia menjelaskan bagaimana pemicu stres mempengaruhi mutasi di sel kanker, menciptakan klon yang resisten.

Melalui penelitian, Jamieson dan timnya mengamati sampel dari astronaut yang terpapar kondisi ekstrem di luar angkasa. “Ada aktivasi APOBEC dan induksi mutasi C ke T yang dinamis dalam klon hematopoietik, yang mempengaruhi potensi terjadinya kanker tekanan rendah menjadi mantap,” ungkapnya.

Untuk mengatasi hal ini, tim Jamieson menargetkan ADAR1p150, yang diaktivasi pada 20 jenis kanker. Target ini dapat mengendalikan peremajaan sel kanker dan mencegah perilaku klon yang diperluas. “Kami akan segera menyerahkan aplikasi obat investigasi baru untuk rebecsinib, penghambat kecil pertama kelas ADAR1,” kata Jamieson.

Timnya juga mengembangkan sistem nanobioreaktor yang membuat pemisahan antara sel punca kanker dan yang normal lebih mudah. Dengan sistem ini, mereka dapat melacak aktivasi ADAR di lingkungan kanker yang sedang berkembang.

“Rebecsinib menghentikan sel kanker dan mencegah kemampuan klon mereka untuk memperbanyak diri,” jelasnya. Pengujian di luar angkasa menunjukkan bahwa sekolah kanker dapat lebih cepat mendapatkan pengobatan yang efektif. Jamieson berharap untuk mengidentifikasi target kanker lebih lanjut dengan 10 mL darah dan sedikit tumor dari pasien.

Artikel ini membahas tentang peran enzim yang terlibat dalam perkembangan kanker, terutama yang terkait dengan stres. Catriona Jamieson memaparkan bagaimana editor basa yang teraktivasi dalam kondisi stres dapat menyebabkan mutasi yang mendorong perkembangan kanker. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dampak dari stres pada sel tumor dan memperkenalkan terobosan terapi yang bisa menjadi pengobatan masa depan.

Jamieson menyatakan bahwa meskipun ada kemajuan dalam terapi kanker, penting untuk menyadari peran stres yang dapat memfasilitasi mutasi dan perkembangan kanker. Target baru, seperti ADAR1p150 dan rebecsinib, memberikan harapan baru untuk pengobatan kanker yang lebih efektif di masa depan. Penelitian yang dilakukan juga menunjukkan potensi pemanfaatan kondisi ekstrem luar angkasa untuk menguji terapi kanker.

Sumber Asli: www.pharmacytimes.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *