Survei terhadap 347 penyintas kanker payudara menunjukkan bahwa ketakutan akan kekambuhan tumor dapat mengganggu emosi mereka. Banyak yang mengalami gangguan tidur dan stres, sementara yang lain menemukan cara untuk mengatasi ketakutan ini dengan menerapkan kebiasaan sehat dan dukungan dari keluarga serta meditasi.
Sebuah survei terbaru terhadap ratusan penyintas kanker payudara menunjukkan bahwa ketakutan akan kekambuhan tumor dapat mengganggu emosi wanita. Partisipan mengatakan bahwa peringatan tertentu, diagnosis keluarga/teman, iklan, dan media sosial menjadi pemicu harian. Penelitian ini melibatkan 347 wanita yang sudah bebas penyakit namun masih berjuang dengan emosi pasca-perawatan. Dr. Shelley Johns dari Regenstrief Institute menyatakan bahwa testimoni para wanita ini memberikan wawasan tentang dampak ketakhutan kekambuhan dan cara mereka menghadapinya.
Emosi yang dirasakan bervariasi, dengan sebagian wanita merasakan gangguan ringan dan sebagian lainnya lebih parah. Banyak yang mengalami gangguan tidur, iritabilitas, dan kecemasan. Beberapa merasa malu karena terlalu memikirkan kemungkinan kanker kembali. Salah satu wanita berbagi tentang berjam-jam dihabiskan tanpa beraktivitas, terjebak dalam pikiran tentang kanker.
Pemicu fisik juga sering terjadi, seperti rasa sakit atau ketidaknyamanan di area yang pernah terkena kanker yang memicu kecemasan. Namun, banyak wanita juga mengembangkan strategi untuk menghadapi ketakutan ini. Seorang penyintas menyebutkan pentingnya menjaga pola hidup sehat dan berolahraga, sementara yang lain mendapatkan manfaat dari berdoa dan bermeditasi.
Ada juga yang merasa terinspirasi oleh ketakutan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik. Menjaga pola makan sehat dan aktivitas fisik menjadi motivasi bagi mereka. Secara keseluruhan, meski ketakutan akan kekambuhan bisa mengganggu, beberapa wanita menemukan cara untuk menghadapinya secara positif.
Survei ini menyoroti bahwa banyak penyintas kanker payudara menghadapi ketakutan akan kekambuhan yang memengaruhi emosi mereka secara mendalam. Meskipun ketakutan ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, banyak wanita yang berhasil menerapkan strategi positif untuk menjaga kualitas hidup mereka. Dukungan dari orang terdekat dan penerapan kebiasaan sehat menjadi kunci dalam mengatasi stres pasca-kanker.
Sumber Asli: www.healthday.com