Tes ORACLE Prediksi Kelangsungan Hidup Kanker Paru-paru Lebih Baik

Penelitian baru menunjukkan bahwa tes ORACLE dapat memprediksi kelangsungan hidup pasien kanker paru-paru dengan lebih baik dibandingkan dengan metode standar saat ini. Hal ini berpotensi membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang lebih tepat untuk pasien stadium 1, sehingga mengurangi risiko kanker kembali atau menyebar. Hasil ini dapat mengarah pada pemantauan yang lebih baik dan pengobatan yang lebih efektif.

Penelitian di Francis Crick Institute, UCL Cancer Institute, dan UCLH menunjukkan bahwa tes bernama ORACLE lebih akurat dalam memprediksi kelangsungan hidup kanker paru-paru saat diagnosis dibandingkan faktor risiko klinis saat ini. Ini dapat membantu dokter dalam membuat keputusan pengobatan yang lebih baik bagi pasien kanker paru-paru stadium 1, sehingga mengurangi risiko kanker kembali atau menyebar.

Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Cancer, ORACLE diuji pada 158 pasien kanker paru-paru dalam studi TRACERx yang didanai oleh Cancer Research UK. Hasilnya menunjukkan bahwa ORACLE lebih baik dalam memprediksi kelangsungan hidup pasien dibandingkan dengan standar klinis saat ini, seperti stadium tumor.

ORACLE dikembangkan pada tahun 2019 untuk mengatasi kurangnya penanda biologis dalam kanker paru-paru yang menunjukkan risiko kanker kembali atau menyebar. Ini penting untuk pasien stadium 1 yang biasanya hanya menjalani operasi tanpa kemoterapi. Sekitar 25% pasien stadium 1 mengalami kekambuhan, menunjukkan perlunya pemantauan lebih sering atau kemoterapi.

Tes ORACLE menganalisis ekspresi gen di seluruh bagian tumor, bukan hanya di sampel kecil yang biasanya diambil. Temuan menunjukkan ORACLE dapat memprediksi pasien dengan kelangsungan hidup lebih rendah yang mungkin mendapat manfaat dari kemoterapi tambahan. Standar klinis saat ini tidak dapat memberikan informasi ini untuk pasien stadium 1.

Risiko tinggi berdasarkan ORACLE berhubungan dengan bagian tumor yang lebih mungkin menyebar. Selain itu, penilaian terhadap 359 obat kanker paru-paru menemukan bahwa skor risiko ORACLE tinggi terkait dengan respons lebih baik terhadap kemoterapi tertentu, terutama obat platinum.

Peneliti berencana untuk mengevaluasi pasien dengan skor ORACLE tinggi yang menerima perawatan standar dibandingkan yang menerima pemantauan lebih sering atau kemoterapi untuk menentukan apakah tes ini meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien stadium awal.

Dhruva Biswas, salah satu penulis utama penelitian, menyatakan bahwa ORACLE bisa membantu dokter dalam pengambilan keputusan pengobatan jika terbukti valid di kelompok pasien yang lebih besar. Peneliti juga menunjukkan bahwa ORACLE mampu memprediksi respons terhadap jenis kemoterapi tertentu dan kemungkinan penyebaran kanker.

Charles Swanton, salah satu penulis senior studi, menegaskan pentingnya pengembangan penanda yang lebih baik untuk kanker paru-paru, mengingat kanker ini merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di seluruh dunia. Upaya kini sedang dilakukan untuk membawa ORACLE ke dalam praktik klinis secepat mungkin.

Penelitian ini berfokus pada pengembangan metode baru untuk memprediksi kelangsungan hidup pasien kanker paru-paru. ORACLE merupakan alat diagnostik yang diharapkan dapat memperbaiki pengobatan kanker dengan memberikan informasi lebih akurat kepada dokter tentang prognosis dan respons terhadap kemoterapi. Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling sulit diobati, sehingga ada kebutuhan mendesak untuk inovasi dalam diagnosis dan perawatan. Penelitian ini merupakan langkah menuju pengobatan yang lebih personal dan efektif bagi pasien kanker paru-paru.

Tes ORACLE menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan prediksi kelangsungan hidup pasien kanker paru-paru stadium awal dengan memperhitungkan faktor genetik yang kompleks. Ini memungkinkan dokter untuk melakukan terapi yang lebih terarah, berpotensi mengurangi kekambuhan kanker dan meningkatkan hasil pengobatan. Masa depan penggunaan ORACLE dalam praktik klinis diharapkan dapat memberikan keuntungan signifikan bagi pasien di seluruh dunia.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *