Tantangan Partisipasi Pasien Lansia dalam Uji Klinis Kanker

Uji klinis penting bagi pengembangan terapi kanker, namun partisipasi pasien lanjut usia sering diabaikan. Banyak uji klinis yang tidak melibatkan cukup pasien tua, dan data mengenai kualitas hidup sering tidak dipublikasikan. Ketidaktahuan mengenai dampak pengobatan berdasarkan etnis dan kualitas hidup menjadi penghalang bagi partisipasi. Peningkatan pencatatan serta perhatian terhadap kebutuhan pasien diperlukan.

Seorang pasien kanker berusia 80 tahun bertanya kepada dokternya apakah ayahnya harus mengikuti uji klinis. Meski memiliki masalah kesehatan, ia masih fit. Pembicaraan mengungkapkan ketidaktahuan umum tentang partisipasi orang tua dalam uji klinis, meskipun riset mengungkapkan potensi manfaat, baik untuk pasien maupun untuk penelitian dalam kemajuan terapi kanker.

Meskipun 65% pasien kanker berusia di atas 65 tahun, banyak uji klinis mengeluarkan mereka dari kelompok penelitian. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan, karena ketika obat akhirnya disetujui, pasien yang terpengaruh sering kali adalah mereka yang tidak memenuhi kriteria penelitian. Ini menimbulkan tantangan untuk menemukan data relevan dan dapat dipercaya untuk yang berusia lanjut.

Kualitas hidup pasien menjadi pertanyaan penting dalam pengambilan keputusan, tetapi banyak uji klinis tidak memberikan data tersebut. Dalam banyak penelitian fase 3, 47% tidak mencakup penilaian kualitas hidup, dan data terkait sering kali dipublikasikan bertahun-tahun setelah studi selesai, jika dipublikasikan sama sekali.

Regulator dan perusahaan obat seharusnya memperhatikan partisipasi pasien “biasa”. Harus ada penelitian yang menjelaskan dampak etnis pada toleransi pengobatan serta pengukuran kualitas hidup sebelum persetujuan. Ketidaktahuan dan kurangnya dukungan seperti penerjemah sering menyebabkan pasien menolak uji klinis.

Pentingnya partisipasi dalam uji klinis sebagai indikator kualitas perawatan kanker tinggi harus lebih diperhatikan. Dalam konteks ini, lebih banyak upaya diperlukan untuk mendukung pasien dan meningkatkan transparansi data uji klinis untuk semua kelompok usia.

Meskipun uji klinis penting untuk kemajuan pengobatan kanker, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait partisipasi pasien, terutama yang berusia lanjut. Ketidakpastian mengenai kualitas hidup, perbedaan etnis, dan penurunan aksesibilitas berkontribusi pada keraguan pasien untuk berpartisipasi. Perluasan Inklusi dan transparansi dalam penelitian klinis dapat meningkatkan pemahaman dan dukungan untuk pasien kanker.

Sumber Asli: www.theguardian.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *