Penelitian menunjukkan bahwa hanya 34% wanita survivor kanker payudara yang kembali ke terapi endokrin dalam dua tahun setelah melahirkan. Hasil menunjukkan 19% kemungkinan peristiwa kanker ulang dalam sepuluh tahun. Analisis ini melibatkan 215 wanita dan menemukan bahwa kembalinya ET lebih tinggi di antara mereka yang mengalami penyakit invasif. Penelitian ini mendesak perlunya meningkatkan kepatuhan terhadap ET di praktik onkologi pascapersalinan.
Survivor kanker payudara yang hamil kembali setelah terapi endokrin (ET) menunjukkan hasil mengkhawatirkan. Sebanyak 34% wanita tersebut melanjutkan ET dua tahun setelah melahirkan, dengan insiden kumulatif peristiwa kanker payudara mencapai 19% dalam sepuluh tahun. Penelitian ini dilakukan untuk menilai adakah perbedaan antara hasil ET dalam praktik onkologi rutin dan dalam uji klinis. Semuanya berbasis pada data dari 215 wanita yang terdiagnosis kanker payudara sebelum kehamilan dan infonya dikumpulkan dari catatan medis dan registri kanker di California.
Saat memasuki tahun kedua setelah melahirkan, 48% wanita melanjutkan ET, di mana mereka yang melanjutkan lebih mungkin mengalami penyakit invasif. Durasi rata-rata jeda ET selama kehamilan adalah 21 bulan, dan total durasi ET mencapai median 4,5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83% dari mereka yang kembali ke ET juga menerima kemoterapi, dibandingkan dengan 61% dari yang tidak melanjutkan ET.
Penelitian menyimpulkan bahwa fenomena rendahnya kembalinya ET pada wanita pascapersalinan dapat mempengaruhi hasil untuk kanker payudara. Penulis menyatakan bahwa prioritas menjadi orang tua dan pemahaman yang kurang tentang pentingnya ET mungkin menjadi faktor penyebab. Penelitian ini diterbitkan oleh Julia D. Ransohoff, MD, di JAMA Oncology dan mencatat beberapa keterbatasan, seperti ukuran sampel kecil dan potensi informasi yang hilang dari luar dua sistem kesehatan yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kembalinya terapi endokrin pascapersalinan dapat berkontribusi terhadap hasil kanker payudara yang suboptimal. Kesadaran akan pentingnya melanjutkan ET setelah melahirkan sangat dibutuhkan, mengingat dampaknya terhadap kesehatan jangka panjang. Upaya untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan bagi pasien pasca-kehamilan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap ET.
Sumber Asli: www.medscape.com