Prancis memiliki angka kejadian kanker payudara tertinggi di dunia, meskipun sistem kesehatan yang efisien. Angka kematian akibat kanker ini masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Kisaran waktu 1990-2023 menunjukkan peningkatan dua kali lipat kasus, sementara faktor risiko konvensional hanya berkontribusi sepertiga dari total kasus.
Data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (2022) menunjukkan bahwa angka kejadian kanker payudara di Prancis lebih tinggi daripada di negara manapun di dunia, menduduki peringkat teratas dalam statistik yang menyedihkan ini. Walaupun ada kepentingan besar terhadap peringkat, berita ini tidak mendapat banyak sorotan pada Hari Kanker Sedunia, 4 Februari, yang lebih banyak berbicara tentang pengobatan baru dan inovasi lainnya sementara pertanyaan kritis tentang penyebabnya diabaikan.
“Mengapa?” menjadi pertanyaan mendasar; meskipun sudah disesuaikan dengan efek usia, risiko wanita Prancis terkena kanker payudara tetap tertinggi di dunia. Sistem kesehatan Prancis yang efisien mungkin menjadi salah satu penjelas, tetapi angka kematian akibat kanker payudara di negara ini masih lebih tinggi dibandingkan negara Eropa Barat lainnya, seperti Belgia dan Portugal.
Antara tahun 1990 dan 2023, kasus kanker payudara di Prancis lebih dari dua kali lipat, mencapai 61,214, dengan kurang dari setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh penuaan populasi. Sebanyak 50% peningkatan risiko sebenarnya terjadi dalam tiga dekade terakhir, yang menciptakan kekhawatiran.
Faktor risiko individu seperti alkohol, gaya hidup tidak aktif, dan kelebihan berat badan diakui, namun hanya sepertiga kasus baru yang terkait dengan faktor-faktor ini, menurut Institut Kanker Prancis. Masyarakat menginginkan jawaban jelas atas peningkatan signifikan ini, namun data tidak mendukung adanya jawaban sederhana.
Kanker payudara di Prancis mencapai angka tertinggi di dunia, namun penyebabnya masih menjadi misteri. Meskipun sistem kesehatan Prancis mungkin lebih efisien dalam deteksi, angka mortalitasnya tetap mengkhawatirkan. Menariknya, hanya sepertiga dari kasus yang dapat dikaitkan dengan faktor risiko umum, menunjukkan adanya faktor lain yang perlu digali lebih dalam.
Sumber Asli: www.lemonde.fr