Ilmuwan Kembangkan Drone Mikro untuk Mengantarkan Obat Kanker

Para ilmuwan berhasil mengembangkan vesikel dari sel darah merah untuk mengantarkan antisense oligonukleotida (ASOs) yang disesuaikan, menjanjikan untuk mengatasi resistensi obat pada kanker paru-paru. Teknologi ini menawarkan metode yang lebih efektif dan aman, dengan fokus pada pengobatan presisi yang mempertimbangkan mutasi genetik spesifik.

Para ilmuwan telah mengembangkan metode baru dengan menggunakan vesikel yang berasal dari sel darah merah untuk mengantarkan antisense oligonukleotida (ASOs) yang disesuaikan, memberikan harapan untuk mengatasi resistensi obat pada kanker paru-paru. Kanker paru-paru, terutama non-small cell lung cancer (NSCLC), memiliki tingkat kematian tinggi dan genetik yang kompleks yang memicu pertumbuhan tumor. Saat ini, pengobatan yang ada, seperti inhibitor tirosin kinase (TKI), sering kali tidak efektif seiring berkembangnya mutasi sekunder di dalam tumor.

EGFR (epidermal growth factor receptor) adalah target umum dalam NSCLC. Meskipun TKI seperti erlotinib dan gefitinib efektif pada awalnya, efeknya berkurang dalam waktu setahun diakibatkan oleh mutasi baru. Osimertinib sebagai TKI generasi ketiga dirancang untuk menanggulangi mutasi T790M, tetapi dapat kehilangan efektivitasnya seiring munculnya mutasi C797.

Menghadapi tantangan resistensi ini, diperlukan terapi inovatif yang bisa mengikuti adaptasi kanker. ASOs menjadi kandidat terapeutik yang menjanjikan, karena dapat disesuaikan untuk menargetkan mutasi spesifik. Meskipun efektif, tantangan utama dalam penggunaan ASOs adalah degradasi dan pengiriman ke sel tumor yang memadai. Untuk itu, para peneliti menggunakan vesikel ekstraseluler (EVs) sebagai pengantar alami.

Tim peneliti dari Universitas Nasional Singapura, yang dipimpin oleh Asisten Profesor Minh Le, menciptakan metode pengiriman ASOs menggunakan EVs dari sel darah merah (RBCEVs). EV ini di-engineer untuk membawa ASOs langsung ke sel kanker dengan menambahkan molekul penarget tumor pada permukaannya sehingga meningkatkan kemampuan penetrasi mereka ke dalam sel tumor.

Hasil uji coba menunjukkan RBCEVs yang dimuat ASO memiliki efek anti-kanker yang kuat, efektif menekan ekspresi protein EGFR pada sel kanker dengan mutasi L858R dan T790M, sambil melindungi sel normal. “Mutant EGFRs adalah penggerak paling umum dari kanker paru-paru di populasi Asia. Perawatan saat ini seperti TKI efektif di awal, tetapi akhirnya gagal karena resistensi. Tujuan kami adalah menciptakan solusi yang lebih efektif dan tahan lama,” ujar Assistant Profesor Minh Le.

Penelitian ini menyoroti pentingnya penggabungan ASOs dengan RBCEVs dalam kemajuan pengobatan presisi. Dengan pendekatan ini, peneliti berupaya meningkatkan hasil perawatan dan mengurangi efek samping dari terapi tradisional. Keuntungan yang diperoleh dari RBCEVs termasuk kemampuannya diproduksi secara besar-besaran dan modifikasi untuk menargetkan jaringan tertentu, serta mengurangi risiko reaksi imun.

Peneliti juga percaya inovasi ini akan mengubah perawatan kanker, karena menghilangkan tumor berdasarkan profil genetik pasien. “Pekerjaan ini penting dalam menciptakan cara baru untuk mengantarkan RNA terapeutik secara tepat ke sel tumor. Ini adalah bukti konsep yang dapat merevolusi perawatan kanker,” ungkap Profesor Goh Boon Cher.

Meskipun masih dalam tahap percobaan, keberhasilan ASO dimuat dalam RBCEVs pada model pra-klinis membuka jalan untuk uji coba pada manusia. Jika efektif, teknologi ini dapat diperluas untuk mengobati kanker lain dengan mutasi genetik. Fleksibilitas ASOs memungkinkan penyesuaian cepat terhadap mutasi baru, kunci dalam melawan kanker yang terus berevolusi.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Nasional Singapura menunjukkan potensi tinggi dari penggunaan RBCEVs dalam pengiriman ASOs untuk perawatan kanker paru-paru, khususnya dalam mengatasi resistensi obat. Pendekatan ini menawarkan harapan baru dalam pengembangan terapi yang lebih tepat dan efektif, serta memiliki potensi untuk diterapkan pada berbagai jenis kanker lainnya.

Sumber Asli: www.thebrighterside.news

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *