Hanya 33% wanita yang memiliki kanker payudara melanjutkan terapi pasca kehamilan, mempertinggi risiko kambuh. Penelitian menunjukkan bahwa faktor seperti efek samping obat dan perubahan hidup sebagai orang tua mempengaruhi keputusan melanjutkan pengobatan. Dr. Ransohoff dan Dr. Kurian menekankan pentingnya pemahaman tentang tantangan ini dalam meningkatkan perawatan.
Hanya satu pertiga wanita dengan kanker payudara yang memerlukan terapi hormon yang melanjutkan pengobatan setelah melahirkan, yang berdampak pada meningkatnya risiko kanker kambuh. Terapi hormon umumnya dilakukan selama lima tahun untuk menurunkan estrogen. Namun, obat ini tidak dapat dikonsumsi selama kehamilan atau menyusui, sehingga wanita yang ingin hamil atau memiliki anak harus menghentikannya sementara.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa hampir tiga perempat wanita melanjutkan terapi pasca kehamilan, hanya sekitar sepertiga dari mereka benar-benar melanjutkan pengobatan tersebut. Dari 215 wanita yang diteliti, hanya 32% yang kembali melanjutkan terapi setelah melahirkan. Selain itu, 20% dari mereka mengalami kambuh dalam sepuluh tahun berikutnya.
Dr. Julia Ransohoff, pemimpin penelitian, menekankan pentingnya pemahaman tentang hambatan yang dihadapi wanita dalam melanjutkan perawatan setelah melahirkan. Dia mencatat bahwa kondisi yang tidak nyaman akibat obat, seperti gejala menopause dan dampaknya terhadap kesehatan seksual, dapat berkontribusi pada rendahnya tingkat pemulihan ini.
Lebih lanjut, Dr. Allison Kurian menyoroti bahwa meskipun banyak wanita menganggap fase setelah kemoterapi lebih mudah, kenyataannya adalah mereka harus melanjutkan pengobatan yang lebih panjang. Peneliti berharap studi ini akan menjadi dasar untuk pemahaman lebih lanjut mengenai hambatan yang dialami pasien kanker payudara di berbagai latar belakang dan lokasi.
Penelitian menunjukkan ada masalah signifikan dalam tingkat kelanjutan pengobatan kanker payudara setelah kehamilan. Hanya satu pertiga dari wanita yang melanjutkan terapi hormon yang telah terhenti, dan banyak yang mengalami kambuh. Ini menunjukkan perlunya perhatian lebih untuk membantu wanita dalam proses pemulihan mereka. Penting untuk mengeksplorasi hambatan dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya terapi pascapengobatan.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com