Penelitian baru menunjukkan bahwa enzim Protein Serine Kinase H1 (PSKH1) dapat diaktifkan atau dinonaktifkan, menawarkan harapan untuk terapi kanker prostat yang lebih baik. PSKH1 yang tidak terkontrol terhubung dengan perkembangan tumor dan metastasis. Temuan ini dapat membantu pengembangan obat yang menargetkan PSKH1 untuk menghentikan progresi kanker.
Kanker prostat adalah kanker yang paling banyak terdiagnosis kedua di dunia, dan penyebab kematian kanker kelima tertinggi di antara pria. Penelitian baru ini memberikan harapan untuk terapi yang lebih baik. Pada tahun 2020, hampir 1,5 juta orang didiagnosis kanker prostat dan sekitar 400.000 orang meninggal karenanya. Peneliti menemukan bahwa enzim Protein Serine Kinase H1 (PSKH1) yang menjadi penyebab utama kanker prostat, dapat diaktifkan dan dinonaktifkan.
Studi yang dipimpin oleh Australia ini berpotensi mengembangkan pendekatan terapi yang lebih terarah untuk pengobatan kanker. Menurut Dr John Scott dari Monash Institute of Pharmaceutical Sciences, tumor terbentuk karena sel-sel mengabaikan sinyal normal untuk berhenti tumbuh atau mati. Ketika PSKH1 berinteraksi dengan protein tertentu, hal ini dapat meningkatkan aktivitas sel dan menyebabkan pembentukan tumor.
Aktivitas berlebihan PSKH1 terkait dengan perkembangan tumor dan metastasis pada kanker prostat, serta kanker paru-paru dan ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa PSKH1 aktif saat berikatan dengan protein Calmodulin, yang memicu sinyal yang meningkatkan pembentukan tumor. Namun, ketika PSKH1 bergabung dengan Reticulocalbin, aktivitas ini dihentikan.
Dengan pemahaman baru tentang bagaimana PSKH1 diaktifkan dan dinonaktifkan, peneliti dapat mulai mengembangkan obat yang menargetkan molekul ini. Profesor James Murphy dari WEHI menegaskan bahwa informasi baru ini membuka kemungkinan baru untuk pengembangan obat. “Mematikan PSKH1 dapat menghentikan perkembangan kanker yang terkait,” tambah Murphy.
Penemuan ini menjanjikan untuk terapi kanker prostat yang lebih efektif, dengan pendekatan yang lebih terarah. Dengan memahami mekanisme aktivasi dan deaktivasi PSKH1, para peneliti dapat merancang obat yang lebih efisien dan dengan efek samping yang lebih sedikit. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kanker dan mengurangi angka kematian karena penyakit ini.
Sumber Asli: cosmosmagazine.com