Penelitian oleh Universitas Exeter mengungkap adanya variabilitas yang signifikan dalam pengujian kanker prostat di antara praktik GP di Inggris. Temuan menunjukkan hanya 20% pria dengan kanker prostat terdiagnosis melalui tes PSA tanpa gejala. Saran untuk skrining nasional masih diperdebatkan, dengan kebutuhan akan pendekatan yang lebih konsisten dalam deteksi kanker prostat di kalangan pria yang tidak bergejala.
Sebuah penelitian besar yang dipimpin oleh Universitas Exeter menunjukkan bahwa terdapat variabilitas yang besar antara praktik dokter umum (GP) dalam mendeteksi kanker prostat menggunakan tes darah. Penelitian ini menemukan bahwa satu dari lima pasien kanker prostat di Inggris didiagnosis melalui tes antigen khusus prostat (PSA) ketika mereka tidak memiliki gejala, lebih sedikit dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Kanker prostat kini menjadi bentuk kanker yang paling umum di Inggris, dengan lebih dari 55.000 pasien baru setiap tahun. Meskipun tes PSA digunakan secara rutin untuk pria dengan gejala saluran kemih, terdapat perdebatan mengenai penggunaan tes ini pada individu yang tidak menunjukkan gejala. Komite Skrining Nasional Inggris tidak merekomendasikan program skrining nasional untuk tes PSA karena bukti manfaatnya yang tidak jelas.
Pria di atas 50 tahun dapat meminta tes ini dari GP setelah mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Penelitian juga menemukan adanya variasi besar antara praktik GP di Inggris terkait proporsi pria yang didiagnosis dengan kanker prostat melalui tes PSA tanpa gejala.
Profesor Gary Abel dari Universitas Exeter menyatakan bahwa ketidakjelasan mengenai skrining kanker prostat di Inggris menjadi faktor yang mencolok. Pria dari daerah kurang mampu cenderung tidak menjalani pemeriksaan, meskipun mereka lebih berisiko mengembangkan kanker prostat pada tahap lanjut.
Tim penelitian menganalisis lebih dari 9.800 catatan pria dengan kanker prostat dari Audit Diagnosa Kanker Nasional 2018. Dr. Sam Merriel dari Universitas Manchester dan seorang GP praktik menyatakan bahwa pengacuan dari GP adalah metode utama untuk mendiagnosis kanker prostat, dan ketidakpastian dalam pedoman dapat mempengaruhi keputusan untuk melakukan tes.
Naser Turabi dari Cancer Research UK menekankan bahwa studi ini menunjukkan variabilitas dalam deteksi kanker prostat melalui tes PSA. Meskipun korespondensi kemungkinan diagnosis kanker dapat menimbulkan kekhawatiran, bukti menunjukkan bahwa tes ini dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat bagi pria tanpa gejala kanker prostat.
Penelitian ini berupaya untuk menemukan cara yang lebih baik dalam mendeteksi dan mengobati kanker prostat, dan terus didanai untuk meningkatkan pemahaman serta menyelamatkan nyawa.
Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam penggunaan tes PSA untuk deteksi kanker prostat antara praktik GP di Inggris. Hanya satu dari lima kasus terdiagnosis tanpa gejala, menyoroti pentingnya klarifikasi dalam panduan dan pendekatan yang lebih konsisten dalam pengujian. Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk lebih memahami efek dari program skrining yang ada.
Sumber Asli: news.exeter.ac.uk