Studi menunjukkan hubungan antara asupan yogurt jangka panjang dengan kanker kolorektal tergantung pada keberadaan Bifidobacterium. Penelitian mencatat 3.079 kasus kanker dengan perbedaan dinamika berdasarkan konsumsi yogurt dan jenis tumor. Temuan ini menunjukkan potensi yogurt untuk menurunkan risiko kanker kolorektal proksimal positif Bifidobacterium.
Sebuah studi yang diterbitkan pada 12 Februari di Gut Microbes menunjukkan bahwa hubungan antara asupan yogurt jangka panjang dan kejadian kanker kolorektal berbeda berdasarkan keberadaan Bifidobacterium dalam jaringan tumor. Penelitian ini dilakukan oleh Satoko Ugai, PhD, dan tim di Brigham and Women’s Hospital, Boston, dengan menganalisis data dari dua studi kohor prospektif.
Dalam penelitian ini, dari 132.056 individu, ditemukan 3.079 kasus kanker kolorektal, dengan 1.121 kasus yang memiliki data Bifidobacterium. Hubungan antara asupan yogurt dan kanker kolorektal menunjukkan perbedaan tergantung pada jumlah Bifidobacterium (P heterogenitas = 0,0002). Hazard ratio yang diubah untuk konsumsi dua porsi atau lebih yogurt per minggu dibandingkan dengan kurang dari satu porsi sebulan adalah 0,80 untuk tumor positif Bifidobacterium dan 1,09 untuk tumor negatif Bifidobacterium.
Analisis subgrup menunjukkan hubungan berbeda pada kanker kolorektal kolom proksimal (P heterogenitas = 0,018). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa asupan yogurt jangka panjang mungkin mengurangi insiden kanker kolorektal proksimal positif Bifidobacterium, tetapi tidak untuk subtipe negatif Bifidobacterium. Penulis mengarahkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme potensial dari pengaruh asupan yogurt terhadap karsinogenesis kolorektal.
Studi menunjukkan bahwa asupan yogurt jangka panjang terkait dengan penurunan kejadian kanker kolorektal, tergantung pada keberadaan Bifidobacterium dalam tumor. Temuan ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh probiotik terhadap kesehatan usus dan kanker.
Sumber Asli: www.mcknightsseniorliving.com