Tes Darah Berbasis AI Janjikan Deteksi Dini Kanker Ovarium

Penelitian di Johns Hopkins mengungkapkan bahwa tes darah AI dapat mendeteksi kanker ovarium lebih awal dengan akurasi tinggi. Kombinasi analisis DNA dan biomarker CA-125 serta HE4 membawa peningkatan yang signifikan dalam memisahkan kasus kanker dan pertumbuhan jinak. Deteksi dini ini sangat penting untuk kelangsungan hidup pasien.

Sebuah tes darah yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dapat membantu deteksi dini kanker ovarium. Sebuah studi dari Johns Hopkins Kimmel Cancer Center menunjukkan kemampuan tes ini dalam mengidentifikasi perubahan genetik terkait kanker dan biomarker protein. Kombinasi analisis DNA dan biomarker CA-125 dan HE4 meningkatkan akurasi deteksi, sehingga dapat membedakan tumor kanker dari pertumbuhan jinak secara efektif.

Tes DELFI-Pro yang mengandalkan AI ini dapat mendeteksi 72-100% kasus kanker ovarium pada berbagai stadium, efektif dibandingkan pengujian biomarker tunggal. Penelitian ini melibatkan sampel darah dari wanita di Belanda dan Denmark, dan hasilnya dikonfirmasi oleh sampel wanita di Amerika. Tes ini juga mampu membedakan antara pertumbuhan jinak dan tumor kanker lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan ultrasound.

Kanker ovarium adalah penyebab kematian kanker kelima terbanyak di wanita, dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 50%. Deteksi dini sangat penting, namun banyak wanita didiagnosis pada stadium lanjut. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi teknik liquid biopsy dan AI dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam pengujian kanker ovarium, berpotensi mengurangi tindakan bedah yang tidak perlu bagi wanita dengan massa ovarium jinak.

Studi ini menunjukkan potensi besar dari tes darah berbasis AI dalam mendeteksi kanker ovarium lebih awal dan dengan akurasi tinggi. Kombinasi dari analisis DNA dan biomarker CA-125 serta HE4 memberikan keuntungan signifikan dalam deteksi dan memudahkan dalam pemisahan antara pertumbuhan jinak dan kanker. Pengembangan lebih lanjut dan uji klinis randomisasi diperlukan untuk memvalidasi efektivitasnya secara lebih luas.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *