Studi ini menemukan bahwa ketakutan akan kekambuhan kanker memengaruhi kemampuan penyintas kanker payudara untuk kembali bekerja, dengan hanya 54% berhasil kembali. Literasi kesehatan berhubungan positif dengan kembalinya mereka, sementara ketakutan akan kekambuhan kanker berhubungan negatif. Penyesuaian program dukungan kesehatan dibutuhkan untuk membantu penyintas dalam reintegrasi kerja.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Perawatan Multidisipliner menunjukkan bahwa ketakutan akan kekambuhan kanker berdampak besar pada kemampuan penyintas kanker payudara untuk kembali bekerja. Penelitian ini melibatkan survei terhadap 190 penyintas kanker payudara mengenai kesehatan, literasi kesehatan, dan ketakutan mereka terkait kekambuhan kanker. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya 54% peserta yang berhasil kembali ke dunia kerja.

Analisis ini menemukan bahwa literasi kesehatan memiliki korelasi yang kuat dengan kembalinya penyintas ke tempat kerja, sementara ketakutan akan kekambuhan kanker memiliki korelasi negatif yang signifikan. Penurunan tingkat kecemasan terkait kekambuhan kanker dan peningkatan literasi kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung penyintas dalam bertransisi kembali ke masyarakat. Para peneliti menekankan perlunya perhatian dari penyedia layanan kesehatan untuk mengatasi masalah ini.

Hasil penelitian ini sangat mengkhawatirkan bagi penyintas kanker payudara. Para peneliti merekomendasikan agar tenaga kesehatan lebih berfokus pada pengurangan kecemasan terkait kekambuhan kanker serta meningkatkan literasi kesehatan untuk membantu mereka dalam reintegrasi ke dalam masyarakat.

Studi ini menunjukkan bahwa ketakutan akan kekambuhan kanker secara signifikan menghambat penyintas kanker payudara dalam kembali bekerja. Peningkatan literasi kesehatan dan pengurangan kecemasan terkait kekambuhan kanker diharapkan dapat membantu memperbaiki situasi ini.

Sumber Asli: www.docwirenews.com