Peneliti U.K. mengembangkan FarrSight®-Twin, model digital twin yang memprediksi respons kemoterapi pasien kanker. Berdasarkan data dari ribuan pasien, teknologi ini memungkinkan profesional medis untuk mencocokkan obat yang tepat, meningkatkan kemungkinan respons dan angka kelangsungan hidup. Pengujian menunjukkan model ini dapat mencapai tingkat respons hingga 75%, dan diharapkan akan diimplementasikan di praktik klinis dalam beberapa tahun mendatang.
Peneliti dari U.K. telah mengadaptasi algoritma yang digunakan oleh astrofisikawan untuk menghasilkan model digital twin yang dapat memprediksi respons pengobatan kemoterapi pada pasien kanker. Teknologi bernama FarrSight®-Twin ini bertujuan membantu profesional kesehatan dalam mencocokkan individu dengan obat kemoterapi yang tepat, meningkatkan kemungkinan respons terhadap obat dan memperbaiki angka kelangsungan hidup.
Model digital twin dibuat dengan menggunakan data biologi dari ribuan pasien kanker dan mempertimbangkan faktor seperti profil demografis pasien serta data molekuler tumor. Uzma Asghar, co-founder Concr dan konsultan onkologis di Royal Marsden NHS Foundation Trust, menjelaskan bahwa semakin banyak informasi yang diberikan, semakin akurat prediksinya.
Asghar mengungkapkan bahwa keprihatinan terhadap pasiennya mendorong pengembangan teknologi ini, karena banyak pasien tidak meraih manfaat dari kemoterapi saat ini. Dengan lebih dari 10.000 pasien kanker yang terlatih di dalam sistem ini, studi ini menggunakan data dari sumber-sumber publik seperti The Cancer Genome Atlas dan data percobaan klinis.
Dalam studi ini, FarrSight-Twin berhasil merekonstruksi percobaan klinis dan memprediksi hasil pengobatan pada pasien kanker payudara, pankreas, dan ovarium dengan akurasi tinggi. Ketika pasien menerima pengobatan yang direkomendasikan oleh model, tingkat respons mencapai 75%, dibandingkan dengan 53,5% untuk terapi suboptimal.
Asghar menyatakan, “Kami bersemangat menerapkan teknologi ini untuk mensimulasikan percobaan klinis dan memprediksi respons pasien terhadap kemoterapi.” Teknologi ini diharapkan dapat mempersingkat proses pengembangan obat, memungkinkan simulasi berulang untuk menentukan skenario terbaik.
Meskipun masih membutuhkan waktu untuk mendapatkan validasi dan persetujuan klinis, harapan Asghar adalah teknologi ini akan terintegrasi dalam praktik medis untuk memberikan pengobatan berbasis presisi. Pernyataan mempertegas bahwa model ini dapat memberikan prediksi dalam hitungan menit, menjadikannya ideal untuk penggunaan di tempat perawatan.
Teknologi digital twin adalah replikasi virtual individu dan kanker mereka, yang diciptakan dari data biologi pasien. Ini memberikan wawasan yang lebih baik tentang respons pengobatan ke kemoterapi, serta membantu dalam penentuan jenis obat yang paling efektif. Dengan data dari lebih dari 10.000 pasien dan hasil simulasi yang menunjukkan tingkat respons yang tinggi, teknologi ini diharapkan dapat merevolusi cara pengobatan kanker dilakukan.
Model digital twin FarrSight®-Twin memiliki potensi besar dalam memprediksi respons kemoterapi pada pasien kanker. Dengan akurasi yang meningkat seiring bertambahnya data yang dimasukkan, teknologi ini dapat memperbaiki hasil pengobatan pasien secara signifikan. Meski masih dalam tahap pengembangan, harapan untuk integrasi dalam praktik klinis semakin mendekat.
Sumber Asli: www.insideprecisionmedicine.com